Jumat, 27 Mei 2011

Wa Ode Nurhayati


Anggota DPR Lain Diminta Tiru Nurhayati Bicara Soal Mafia Anggaran  
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Anggota DPR Lain Diminta Tiru Nurhayati Bicara Soal Mafia Anggaran
ilustrasi
Jakarta - Sikap anggota DPR Wa Ode Nurhayati yang berani mengungkapkan adanya mafia anggaran di DPR patut diapresiasi. Anggota DPR lainnya diminta meniru keberanian Nurhayati mengungkap dugaan penyimpangan anggaran tersebut.

"Kita menyakini itu (calo) anggaran itu ada. Kita melihat calo anggaran itu memang ada. Seharusnya pimpinan DPR bukan bereaksi negatif tapi bereaksi positif. Kita tunggu anggota DPR lainnya juga ikut berani seperti Nurhayati," ujar Sekretaris Nasional FITRA Yuna Farhan saat berbincang dengan detikcom, Jumat (27/5/2011).

Yuna menyebut tindakan Nurhayati terbilang berani. Sebab biasanya anggota DPR malah menutup-nutupi informasi jika terkait masalah anggaran. Dengan adanya Nurhayati diharapkan, anggota DPR lainnya juga 'berteriak' mengungkap mafia anggaran tersebut.

"Anggota DPR yang lain harus punya keberanian seperti Nurhayati. Kalau DPR masih ingin memiliki legitimasi dari rakyat. Saatnya buka mulut dan melakukan perubahan," imbuhnya.

Nurhayati dalam acara 'Mata Najwa' pada Rabu (25/5) yang bertema 'Mafia Angka' menyebut pimpinan DPR bersama Menteri Keuangan dan pimpinan Badan Anggaran sebagai penjahat anggaran. Marzuki merasa tersinggung atas ucapan itu. Ucapan ini yang memicu kemarahan Marzuki sehingga melaporkannya ke BK.


Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/05/28/060657/1649055/10/anggota-dpr-lain-diminta-tiru-nurhayati-bicara-soal-mafia-anggaran?9911012

Laporkan Nurhayati ke BK, Marzuki Dinilai Arogan  
Aprizal Rahmatullah - detikNews

Laporkan Nurhayati ke BK, Marzuki Dinilai Arogan
ilustrasi
Jakarta - Sikap Ketua DPR Marzuki Alie yang melaporkan Wa Ode ke Badan Kehormatan (BK) DPR disesalkan sejumlah pihak. Marzuki dinilai reaktif dan arogan menanggapi isu miring soal adanya calo anggaran di DPR.

"Kita percaya apa yang disampaikan Wa Ode itu. Karena memang anggaran di DPR khususnya untuk daerah itu rawan calo. Marzuki sebagai Ketua DPR harusnya jangan arogan gitu, kok panik sekali?" tanya Sekretaris Nasional FITRA Yuna Farhan kepada detikcom, Jumat (27/5/2011) malam.

Yuna mengatakan, Marzuki semestinya melihat substansi persoalan yang disampaikan Nurhayati. Kerawanan dalam pengelolaan anggaran daerah mestinya diawasi dan dievaluasi.

"Justru kalau dia pimpinan dia harusnya mereform soal belanja infrastruktur daerah ini kan selain rawan calo kan alokasi dana ini juga sama sekali tidak tepat. Harus ada evaluasi lagi dari pimpinan," jelasnya.

Nurhayati dalam acara 'Mata Najwa' pada Rabu (25/5) yang bertema 'Mafia Angka' menyebut pimpinan DPR bersama Menteri Keuangan dan pimpinan Badan Anggaran sebagai penjahat anggaran. Marzuki merasa tersinggung atas ucapan itu. Ucapan ini yang memicu kemarahan Marzuki sehingga melaporkannya ke BK.



Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/05/28/023805/1649047/10/laporkan-nurhayati-ke-bk-marzuki-dinilai-arogan?nd991103605

Nurhayati Siap Hadapi Laporan Marzuki Terkait Ucapannya di 'Mata Najwa'  
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Jakarta
 - Anggota DPR Wa Ode Nurhayati tidak gentar dilaporkan Badan Kehormatan (BK) oleh Ketua DPR Marzuki ALie. Nurhayati meyakini ucapannya di 'Mata Najwa' terkait pimpinan DPR bersama Menteri Keuangan dan pimpinan Badan Anggaran sebagai penjahat anggaran adalah benar.

"Kalau dipanggil BK saya siap. Tapi sampai hari ini belum ada. Bahwa ada beberapa sumber berusaha menyampaikan (laporan) itu benar. Saya siap dipanggil karena yang saya sampaikan. Sebagai anggota Dewan saya menyampaikan benar itu benar, salah itu salah," kata Nurhayati saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (27/5/2011).

Nurhayati mengaku tidak sembarang bicara. Dia memiliki data terkait rapat badan anggaran. Nurhayati memberi contoh dalam penyusunan dana untuk daerah tertinggal.

"Kita cuma menegaskan komitmen pemerintah. Ada 120 kabupaten, untuk dana penyesuaian daerah tertinggal, sesuai hasil rapat banggar mendapatkan dana, tapi mereka malah tidak mendapat dana yang diminta," terangnya.

Nurhayati menegaskan, badan anggaran sudah rapat namun di tengah jalan putus begitu saja karena ada intervensi pimpinan DPR.

"Saya mencoba menggugat pemerintah kenapa 120 daerah yang tidak mendapat anggaran," tuturnya.

Nurhayati dalam acara 'Mata Najwa' pada Rabu (25/5) yang bertema 'Mafia Angka' menyebut pimpinan DPR bersama Menteri Keuangan dan pimpinan Badan Anggaran sebagai penjahat anggaran. Marzuki merasa tersinggung atas ucapan itu. Ucapan ini yang memicu kemarahan Marzuki sehingga melaporkannya ke BK.



Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/05/27/160512/1648731/10/nurhayati-siap-hadapi-laporan-marzuki-terkait-ucapannya-di-mata-najwa?n990102mainnews

Ucapan Nurhayati di 'Mata Najwa' Sindir Anis Matta  
Elvan Dany Sutrisno -detiknews

Jakarta - Anggota DPR Wa Ode Nurhayati menyebut pimpinan DPR sebagai penjahat anggaran di 'Mata Najwa'. Ucapannya ini sejatinya menyindir Wakil Ketua DPR Anis Matta yang dinilainya dengan seenaknya mengubah alokasi anggaran untuk daerah.

"Yang melayangkan surat kan Pak Anis Matta, beliau menyurati Menkeu agar meneken permintaan dana penyesuaian infrastruktur daerah," kata Nurhayati saat dikonfirmasi, Jumat (27/5/2011).

Nurhayati menjelaskan, sebenarnya Badan Anggaran (Banggar) DPR sudah melakukan rapat pada 2010 lalu. Diputuskan 120 daerah mendapat kucuran dana untuk daerah tertinggal.

"Saya mencoba menggugat pemerintah kenapa 120 daerah yang hilang tidak mendapat anggaran. Waktu itu Menkeu bilang akan sampaikan secara tertulis," jelasnya.

Namun, Nurhayati mendapat surat tembusan dari fraksinya yakni FPAN. Ternyata ada surat dari Anis Matta kepada pemerintah soal dana untuk 120 daerah itu yang tidak jadi dikucurkan.

"Ini penting bagi saya anggota Banggar, bukan pribadi sebagai anggota PAN. Makanya saya berulang kali mengatakan, saya tidak punya kepentingan dengan 120 daerah ini. Tapi kenapa mereka tidak dapat anggaran?" terangnya.

120 Daerah yang semestinya mendapat anggaran itu antara lain beberapa daerah di Aceh dan Papua. Besarnya anggaran Rp 40-50 miliar.

"Keputusannya tiba-tiba, 120 daerah yang seharusnya mendapat anggaran malah dikeluarkan dari daftar," tuturnya.

Sementara Anis Matta yang disebut namanya oleh Nurhayati belum bisa dikonfirmasi. Telepon seluler Anis tidak aktif.

Nurhayati dalam acara 'Mata Najwa' pada Rabu (25/5) yang bertema 'Mafia Angka' menyebut pimpinan DPR bersama Menteri Keuangan dan pimpinan Badan Anggaran sebagai penjahat anggaran. Marzuki merasa tersinggung atas ucapan itu. Ucapan ini yang memicu kemarahan Marzuki sehingga melaporkannya ke BK.


Rabu, 25 Mei 2011

Nazaruddin





Nazaruddin Mengancam, SBY Silakan Laporkan

[quote]Jakarta - Ancaman mengungkap tindak penyimpangan yang dilakukan politisi lain PD, pernah dilontarkan M. Nazaruddin di hadapan SBY. Terhadap tuduhan tersebut, SBY mempersilakan mantan Bendahara Umum DPP PD itu melapor dan menyampaikan data-datanya langsung ke KPK.


"Ketika memberikan keterangan dalam rapat lengkap DK PD yang dipimpin Pak SBY, Nazaruddin sudah melontarkan hal-hal yang kemudian dijadikan ancaman akhir-akhir ini," kata Sekretaris DK PD, Amir Syamsuddin, kepada detikcom, Rabu (25/5/2011).


Menurut dia, tidak ada anggota rapat DK PD yang terpengaruh dengan ancaman Nazaruddin. Bahkan ancaman itu dijawab SBY dengan mempersilakan Nazaruddin melaporkan dan menyerahkan data-data tuduhan tindak pelanggaran yang dilakukan politisi PD kepada KPK.


"Pada saat itu Ketua Dewan Kehormatan dan seluruh anggota tidak terpengaruh. Pak SBY bahkan langsung mempersilakan yang bersangkutan untuk menyerahkannya kepada KPK kalau benar ada data-data itu," ungkap Amir.


Kembali tertundanya niat M. Nazaruddin mengungkapkan borok politisi lain, sudah diperkirakan sebelumnya oleh DK PD. Sebab sejak melontarkan ancaman dalam sidang DK PD yang dipimpin SBY, seketika diketahui mantan Bendahara Umum DPP PD itu sekedar menggertak.


Mantan Sekjen DPP PD itu menduga, tindakan nekat Nazaruddin melontarkan ancaman di hadapan SBY yang merupakan Ketua Dewan Pembina dan Ketua DK PD sekedar aksi coba-coba. Mungkin dengan melontarkan ancaman, Nazaruddin berharap DK PD batal menjatuhkan sanksi.


"Kami tidak terlalu menganggap serius ancaman itu dan tidak terpancing menciptakan panggung untuk dia," ujar Amir.


Seperti diberitakan sebelumnya, Nazaruddin menjelang pengumuman putusan DK PD pada Senin (23/5) sempat akan menggelar keterangan pers untuk mengungkap tindak pelanggaran yang dilakukan politisi lain DP. Semula keterangan itu akan dia sampaikan di Kantor DPP PD lalu pindah ke Gedung DPR, tapi keduanya tidak terlaksana.


Sehari pasca pemecatannya sebagai Bendahara Umum DPP PD, kembali Nazaruddin mengatakan akan menggelar keterangan pers tersebut. Namun dengan alasan belum sempat mengumpulkan cukup data, lagi-lagi keterangan pers itu dia tunda. (lh/asy)


Ayo kalo memang ada bukti laporkan aib orang2 PD. Dan buat PD nga perlu takut bila memang orang2nya bersih.
Beginilah kalo berbuat dosa secara berjamaah. Bocor satu bocor semua. Kasus ini sebenarnya pembelajaran buat para politisi bahwa tidak ada teman dalam berpolitik. Semua karena kepentingan.

Sumber : http://forum.detik.com/nazaruddin-mengancam-sby-silakan-laporkan-t264384.html??883306frm


Sabtu, 28/05/2011 10:27 WIB
KPU & KPK Diminta Periksa Sumbangan Nazaruddin Rp 13 M untuk PD 
Elvan Dany Sutrisno - detikNews 
Jakarta - Sumbangan sebesar Rp 13 miliar dari mantan bendahara umum PD Muhammad Nazaruddin untuk partainya dianggap melanggar hukum. KPU dan KPK harus segera melakukan pemeriksaan.

"Sumbangan Nazaruddin Rp 13 miliar sudah melanggar hukum. KPU dan KPK punya kewenangan untuk memproses itu," ujar pengamat parlemen, Sebastian Salang.

Hal ini disampaikannya dalam diskusi Polemik Trijaya "Bola Panas Nazar Udin" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/5/2011).

Perlu dicek apakah aliran anggaran yang kemudian disumbangkan ke PD sudah sesuai mekanisme hukum. Termasuk apakah penghasilan Nazaruddin sudah dikroscek lebih jauh.

"Apakah sumbangan itu sesuai ketentuan hukum atau tidak, halal atau tidak, dan apakah sudah memenuhi kewajiban hukum membayar pajak tidak. Banyak hal yang harus digali," tuturnya.

Lebih dari itu, menurut Salang, sumbangan Nazaruddin dalam ukuran besar tersebut menunjukkan mata air anggaran kelangsungan hidup parpol. Ia berharap KPK dapat mengusut korupsi anggaran yang mungkin dilakukan untuk memperkuat parpol.

"Apa yang dilakukan Nazaruddin menggambarkan cara mencari dana partai politik di Indonesia. Jangan-jangan korupsi di Indonesia tidak bisa dibongkar karena melibatkan banyak institusi penting. KPK bisa tidak membongkar mafia politik yang ada di partai politik dan DPR?," tandasnya.

Sebelumnya Sekretaris Dewan Kehormatan Amir Syamsudin menjelaskan pemberian sumbangan itu wajar karena setiap individu dan badan usaha berhak untuk memberikan sumbangan.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/05/28/102725/1649084/10/kpu-kpk-diminta-periksa-sumbangan-nazaruddin-rp-13-m-untuk-pd?9911012


Sabtu, 11/06/2011 15:10 WIB
'Nyasaruddin', Video Kritik untuk Nazaruddin Beredar di Youtube  
Muhajir Arifin - detikNews
'Nyasaruddin', Video Kritik untuk Nazaruddin Beredar di Youtube


Jakarta - Aku lari dari kenyataan karena aku sudah ketahuan
Ku tak mau dikambinghitamkan karena semua ikut merasakan

Aku kabur ke luar negeri menghidari panggilan polisi
Aku takut akan diadili karena aku pelaku korupsi

Kujalankan semua arahan kuturuti perintah atasan
Ambil uang jatah uang dalam yang jumlahnya sampai miliaran

Sekarang ku jadi buruan, berita tv dan berita koran
Semua pada menyudutkan diriku dijadikan korban

Sampai kapan diriku sembunyi kuinginkan adanya solusi
Biar tahu aku tak sendiri yang nikmati hasil korupsi

Itulah lirik lagu yang dinyanyikan oleh beberapa orang yang sepertinya satu keluarga. Video lagu berjudul'Nyasaruddin' itu di-upload ke Youtube oleh seseorang dengan nama Manabtolib pada 4 Juni 2011.

Dalam video berdurasi 2,59 menit itu tampak lima orang duduk melingkar di ruang tamu sebuah rumah. Dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan terlihat mengiringi dengan gitar. Sementara tiga orang, dua perempuan dan satu laki-laki terlihat enjoy menyanyi.

Sebenarnya, lirik lagu yang dinyanyikan 'kelompok musik' itu sama sekali tidak menyebut nama Nazaruddin. Namun boleh jadi, lagu itu memang khusus diciptakan untuk menyindir mantan Bendaraha Umum Partai Demokrat itu karena telah 'kabur' ke luar negeri.

Ya, lirik lagu yang cukup enak didengar itu memang sangat mirip dengan 'kelakuan' Nazaruddin yang telah meninggalkan Indonesia sehari sebelum dicegah oleh pihak Imigrasi. Belum lagi, ketidakhadiran Nazaruddin saat dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat 10 Juni lalu.

Namun lirik lagu itu sebenarnya juga menyindir Nunun Nurbaeti, tersangka kasus suap DGS Bank Indonesia. Istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu telah berada di luar negeri sejak lama.

Bahkan Nunun tidak pernah hadir saat dipanggil sebagai saksi dalam persidangan kasus tersebut. Nunun mengaku sakit pelupa berat dan sedang menjalani pengobatan di Singapura. Namun kini keberadaan Nunun masih belum diketahui dan perintah penangkapan terhadap Nunun juga sudah dikeluarkan.
(ken/ndr)

http://youtu.be/d9vevdAyT_o


Kamis, 26/05/2011 18:13 WIB
Mengapa Nazar Batal Melawan?(4)
Nazaruddin Tiarap Daripada Bunuh Diri  
M. Rizal,Iin Yumiyanti - detikNews
Nazaruddin Tiarap Daripada Bunuh Diri
Jakarta - Ancaman Muhammad Nazaruddin untuk membongkar aib elit Partai Demokrat (PD) kini tidak terdengar lagi. Setelah emosinya mereda pasca dipecat dari kursi bendahara umum PD, Nazar memang kini tiarap. Balas dendamnya sementara direm karena ia tidak mau justru nanti bunuh diri.

Seorang sumber yang dekat dengan Nazaruddin mengatakan, sementara waktu Nazar tidak akan membuka bobrok elit partainya. Sebelumnya Nazar telah dua kali membatalkan jumpa pers yang katanya untuk buka-bukaan borok elit PD.

"Ini dia menunggu sampai di mana respon DPP PD. Kalau memang benar Nazar dipecat, baik sebagai anggota DPR, sebagai anggota PD, baru dia akan buka semua," kata sang sumber.

Emosi Nazar mereda setelah tercapai kompromi dalam pertemuan di Cikeas yang dipimpin SBY. Dalam pertemuan selama dua jam itu, ada lima hal yang menjadi keputusan. Salah satu point penting dalam pertemuan itu adalah akan menyiapkan bantuan hukum untuk Nazar. Putusan rapat yang dipimpin itu membuat Nazar lega. "Nampaknya semalan pertemuan di Cikeas itu ada sebuah kompromi itu," lanjut sang sumber.

Tidak cuma tiarap sementara, staf Nazar memastikan bosnya tidak akan melanjutkan balas dendam. Politisi 33 tahun itu tidak akan lagi membuka aib elit partainya. Nyanyian Nazar tidak akan lagi merdu.

"Itu nggak bener, mas," ujar Nuril saat ditanya rencana balas dendam Nazar. Menurut Nuril, saat ini Nazar tengah istirahat sehingga tidak datang ke DPR dan susah dihubungi. "Tengah istirahat saja Mas," kata Nuril.

Sikap Nazar yang memilih tiarap bagi kalangan dekatnya dilakukan demi alasan keamanan. "Mau tidak mau demi keamanan," kata sumber lainnya. Sikap Nazar sudah bisa terbaca dari awal. Meski politisi yang disebut memberi uang 120 ribu dolar Singapura kepada Sekjen MK Janedri M Gaffar itu berkoar akan balas dendam, koar itu hanyalah gertak sambal.

Pengamat politik Universitas Gajah Mada (UGM) Arie Sudjito menilai, koar-koar Nazaruddin untuk membongkar bobrok elit PD hanya untuk bargaining posisition dan kompromistis belaka.

"Karena belum tentu juga dia berani. Pastinya kan ada tekanan dari sana-sini. Tidak mungkin ia hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri. Mau tidak mau dia harus kompromi juga," jelas Arie pada detikcom.

Arie melihat, ketika kompromi itu terjadi, maka Nazar tidak akan melakukan aksi balas dendamnya walaupun sudah dikoarkannya. Nazar tentu berhitung tentang keamanan dirinya bila tetap nekat melawan.

"Karena dia pasti juga bermasalah. Kecuali dia bersih, dia akan nyanyi. Bila dia bersih betul, dia akan nyanyi terus. Tapi dia kan bagian dari problem, kalau dia terus itu sama saja dia bunuh diri," terang Arie.

Kompromi yang diharapkan Nazar adalah agar dirinya bisa tetap sebagai anggota DPR hingga poses hukumnya selesai. Kompromi itu sendiri, akan menguntungkan PD untuk melokalisir persoalan yang ada, sehingga terjadi saling melindungi di antara para kader PD, termasuk yang bermasalah.

Setelah kompromi dicapai Nazar pun tidak akan berani buka-bukaan seperti yang dilakukan mantan Kabareskrim Mabes Polri Irjen Pol Susno Duadji. Nazaruddin masih banyak memiliki sejumlah proyek dan masih membutuhkan kendaraan politik di PD. "Jadi Nazaruddin tidak akan mengambil tindakan radikal, tapi kompromi," tegas Arie lagi.

Namun PD tentu saja membantah adanya kompromi semacam itu. Balas dendam Nazar batal katanya bukan karena adanya imbalan semacam perlidungan atas kasus-kasusnya. SBY menginginkan politik berlandaskan etika.

"Tidak ada itu, karena Pak SBY kepada kita semua mengatakan kalau ada kader yang bermasalah secara hukum tidak akan disembunyikan atau ditutupi. Kalau kita memberikan perlindungan tentunya dia tidak kena sanksi. Kita tidak ingin ada cara-cara politik yang tidak etis lah," kata anggota Fraksi Partai Demokrat di Komisi III DPR Didi Irawadi Syamsuddin.

Didi pun menegaskan, SBY sebagai Ketua Dewan Pembina sudah mengatakan semua kader tetap fokus dalam menjalankan tugas, baik sebagai anggota DPR atau kader partai dengan adanya kasus Nazar. Bahkan SBY menyerahkan urusan Nazar kepada proses hukum dan tidak akan melakukan intervensi.

Didi pun membatah Nazar akan melakukan balas dendam dengan mengancam akan membuka aib yang dituduhkan kepada sejumlah kader PD. Alasannya, Nazar melalui Nasir telah meminta maaf, karena sebagai orang muda telah sikapnya terlampau emosi sehingga mengucapkan tidak berdasarkan bukti dan fakta yang ada.

"Kita menghargai permintaan maaf itu. Tapi seyogyanya, karena Nazaruddin telah bicara ke publik, ya seharusnya Nazaruddin minta maaf di depan publik dan minta maaf langsung saja. Selesai," pungkas Didi.



Kamis, 26/05/2011 16:55 WIB
Mengapa Nazar Batal Melawan?(3)
Skenario Nazaruddin Jegal KPK  
Deden Gunawan - detikNews
 Skenario Nazaruddin Jegal KPK
Jakarta - Muhammad Nazaruddin makin susah ditemui. Setelah emosional mengancam akan melawan pemecatan dirinya dari kursi bendahara umum PD, ia tidak lagi terlihat di DPR. Ia memilih tidak ngantor meski PD tidak mengutak-atik posisinya sebagai anggota Dewan.

Sebenarnya bukan kali ini saja Nazar membolos. Sebab sejak menjadi anggota DPR dan duduk di Komisi III, Nazar ternyata sering tidak datang. Pria berusia 33 tahun itu biasanya hanya datang jika rapat-rapat besar saja, seperti fit and proper test.

"Dia dikenal tidak serajin yang lain. Rapat-rapat biasa dia jarang hadir, hanya kalau rapat besar seperti fit and proper test saja dia hadir," kata Bambang Soesatyo, kolega Nazar saat di Komisi III DPR.

Saat ini Nazar yang telah pindah ke Komisi VII pekan lalu, juga diketahui belum pernah menghadiri rapat-rapat komisi. Bahkan saat rapat paripurna DPR yang berlangsung Selasa (24/05/2011) lalu, Nazar yang sempat datang menuju ruang rapat kemudian balik kanan begitu dicegat wartawan. Nazar pun langsung bergegas meninggalkan gedung DPR.

Sumber detikcom yang juga kolega Nazar di DPR mengatakan, sejumlah anggota Fraksi PD di DPR memaklumi ketidakhadiran Nazar di DPR. Soalnya kegiatan Nazar di luar DPR juga tidak kalah banyak. Sebab selain duduk sebagai anggota Komisi III, saat itu, dia juga menjabat sebagai Bendahara Umum PD sekaligus bendahara fraksi.

"Jadi sama-sama tahu saja lah. Lagian Nazar itu kan seorang pengusaha dan pencari dana untuk kegiatan partai. Wajar kalau jarang masuk," terang sumber detikcom yang enggan disebutkan namanya.

Ketua DPP PD Kastorius Sinaga mengaku mengenal Nazar sebagai seorang pengusaha yang sibuk sebab perusahaannya lumayan banyak. "Saya tidak begitu mengenal dekat Nazar. Mungkin hanya orang-orang tertentu saja, terutama yang di DPR yang mengenal dia," jelas Kasto.

Sementara anggota Komisi III DPR Didi Irawadi Syamsudin, saat dikonfirmasi mengatakan, ketidakhadiran Nazar bisa dimungkinkan lantaran ada tugas lain dari fraksi. Misalnya kunjungan ke daerah atau tugas-tugas lain. "Di dalam fraksi kan biasa ada bagi-bagi tugas," terang Didi .

Putra Sekretaris Dewan Kehormatan PD Amir Syamsudin ini juga menjelaskan soal sosok Nazar. Menurutnya, selama ini Nazar ramah dan baik terhadap semua orang, terutama dirinya. Tapi memang belakangan hubungannya agak sedikit tegang pasca pemecatan Nazar.

Betapa tidak, Nazar menuding Amir Syamsudin dan Andi Mallarangeng telah melakukan pelanggaran etika dalam posisinya masing-masing. Amir dituding menggunakan nama partai untuk membela kliennya obligor BLBI. Sementara Andi dituduh sering main proyek di Kemenpora.

"Tapi melalui saudaranya, M Nasir (anggota komisi III), dia sudah minta maaf. Nasir bilang kami harus memaklumi Nazar. Soalnya yang bersangkutan usianya masih muda. Jadi masih labil," jelas Didi menirukan ucapan sepupu Nazar tersebut.

Meski demikian, Didi menganggap permintaan maaf yang dilayangkan Nazar kurang elok. Sebab seharusnya Nazar sendiri yang meminta maaf, bukan lewat orang lain. "Kurang elok saja. Harusnya dia sendiri (Nazar) yang meminta maaf langsung," sesal Didi.

Permintaan maaf lewat Nasir tersebut tampaknya hanya siasat Nazar saja. Kubu Nazar bersikeras, politisi 33 tahun itu, tidak akan mau meminta maaf. Mereka bersikukuh punya data terkait tudingan pada elit PD.

Saat ini, meski sudah dipecat, Nazar justru merasa menang. Terlebih kubunya berhasil menggolkan Nasir sebagai pengganti Nazar di Komisi III DPR. Dengan adanya sang sepupu di Komisi III, Nazar tetap akan mendapatkan perlindungan untuk menghadapi KPK.

Ia santai saja menghadapi panggilan KPK pekan depan. Bahkan ia optimistis akan selamat dari sentuhan KPK. Skenario sudah dirancang dan Nasir yang akan menjadi tim suksesnya.

Sekadar diketahui jabatan ketua KPK akan segera berakhir. Pansel calon pimpinan KPK pun sudah resmi dibentuk. Pendaftaran calon pimpinan KPK akan dibuka Jumat (27/5/2011) besok. Proses pendaftaran akan memakan waktu tiga bulan.

Asumsinya, sebagai anggota Komisi III, Nasir tentunya bisa melakukan segala lobi-lobi untuk mempengaruhi siapa saja calon pimpinan KPK yang bisa mengamankan Nazar. "Adanya Nasir supaya bisa menghandel Pansel (Panitia Seleksi) calon pimpinan KPK. Nazar tidak khawatir dengan KPK karena jabatan ketua KPK bakal berakhir sebentar lagi," kata sang sumber.

Selain soal Nasir, pertemuan elit PD yang dipimpin SBY di Cikeas juga menyulut optimisme Nazar. Pasalnya pertemuan itu menyepakati untuk memberikan tim kuasa hukum yang akan dipimpin Denny Kailimang untuk membelanya menghadapi proses hukum. Pembentukan tim hukum dianggap Nazar sebagai hadiah.

"Kalau memang sudah tidak ada harapan lagi di PD, dia akan mendorong terjadinya Kongres Luar Biasa. Alasannya supaya dia hancur yang lain juga hancur," kata teman dekat Nazar itu.




Kamis, 26/05/2011 14:03 WIB
Mengapa Nazar Batal Melawan?(2)
Nazar Masih Dibela Sebab Pegang Data Rp 10 M Untuk Ibas & Anas?  
Deden Gunawan - detikNews
Nazar Masih Dibela Sebab Pegang Data Rp 10 M Untuk Ibas & Anas?
Anas & Ibas (Laurencius S/detikcom)
Jakarta - Rabu, 25 Mei 2011, menjadi malam yang menegangkan bagi elit Partai Demokrat (PD). Malam itu, para Pengurus DPP PD berkumpul di rumah Kepala Ketua Dewan Pembina PD SBY, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Malam itu SBY marah besar.

"SBY menekankan perlunya kader untuk kembali ke khittah perjuangan partai dan menjaga etika, moral dan aturan partai," kata Ketua DPP PD Kastorius Sinaga.

Pertemuan malam itu memang sangat penting. Topik utamanya adalah membahas konsolidasi partai terkait kasus Bendahara Umum PD Muhammad Nazaruddin. Nazar terbelit banyak kasus yang diduga merupakan pelanggaran etik partai.

Kasus Nazar ini sudah membuat goncang partai penguasa ini. Kader PD terbelah menyikapi kasus Nazar. Sebagian dengan bersemangat pasang badan dan membela habis-habisan. Sebagian lainnya menginginkan sanksi bagi politisi berusia 33 tahun ini.

Internal PD semakin panas dingin terlebih pasca dipecat dari kursi Bendahara Umum, Nazar menyerang elit PD. Ia melontarkan tudingan miring kepada Amir Syamsudin dan Andi Mallarangeng, yang tidak lain adalah pejabat teras PD.

Secara gamblang Nazar menyebut Amir yang menjabat Sekretaris Dewan Kehormatan PD telah melanggar etika ketika membela pengemplang BLBI. Amir dituding membawa-bawa nama partai saat menangani perkara koruptor BLBI yang ditangani di MA.

Adapun Andi dan adiknya, Choel Mallarangeng disebut Nazar sering main-main proyek di Kemenpora. Salah satunya dalam proyek pembangunan Wisma Atlet di kawasan Jakabaring, Palembang, Sumsel.

"Semua proyek di Kemenpora itu yang setting Choel Mallarangeng atas sepengetahuan Menpora Andi Mallarangeng. Dalam kasus pembangunan Wisma Atlet, Andi juga ikut bermain. Yang menjalankan adiknya bersama tangan kanannya, Jefry," begitu beber Nazar.

Pernyataan Nazar, tentu saja bukan tudingan sembarangan.Sebagai bendahara umum, Nazar sudah pasti tahu asal muasal dan penggunaan uang partai. Maka tidak aneh bila ia mengklaim punya data terkait tudingannya, meskipun belakangan ia seperti mengurungkan niatnya untuk membuka aib koleganya. Alasannya bukti-buktinya masih dikumpulkan.

Bila sikap Nazar akhir-akhir ini agak melembek, bagi orang dekatnya bukan karena Nazar tidak punya bukti. Nazar diyakini punya bukti-bukti itu. Hanya saja Nazar tidak mau mengungkapnya lantaran tudingan tersebut hanya untuk menggertak saja."Tapi kalau situasi berubah bisa saja ia bakal habis-habisan melawan," kata orang dekat Nazar yang tidak mau disebut namanya itu.

Selain bukti-bukti itu, sumber itu juga meyakinkan Nazar memiliki bukti-bukti aliran uang ke sejumlah petinggi PD, seperti Anas Urbaningrum, Jhoni Allen Marbun, serta keluarga SBY.

Saat ini yang baru mencuat ke publik baru setoran dana Rp 13 miliar untuk partai. Soal ini terungkap setelah Amir menyatakannya dalam sebuah dialog di TVOne.

"Semua aliran dana ke partai maupun petinggi partai dia catat semua. Termasuk biaya penyewaan pesawat untuk kegiatan Anas dan Ibas yang setahunnya mencapai Rp 10 miliar," jelas sumber itu.

SBY pun dikabarkan tidak main-main menyikapi ancaman balas dendam Nazar. SBY perlu meyakinkan diri bila elit PD yang disebut Nazar melanggar etika itu dengan meminta klarifikasi mereka. "SBY telah minta klarifikasi lima orang yang disebut-sebut Nazar. Hasil klarifikasi lima orang itu membantah," jelas Kasto.

Gertakan Nazar terkait sejumlah petinggi PD akhirnya berbuah komitmen. Jangan heran kalau kemudian Nazar mengatakan pemecatannya sebagai bendahara umum oleh DK PD belum final. Soalnya, kata Nazar, keputusan DK belum mendapat legitimasi dari DPP PD.

"Itu keputusan DK masih harus disampaikan ke DPP. Sebab keputusan resmi bukan di DK melainkan rapat pleno yang dipimpin Ketua Umum PD Anas Urbaningrum," ujar Nazar saat menghubungi detikcom.

Soal aksi gertak ini dianggap pengamat politik UGM Arie Sudjito sebagai sesuatu yang lazim dalam politik. "Yang namanya politik sudah lazim main gertak. Kemudian negosiasinya untuk saling melindungi. Ini modusnya seperti itu, di partai lain juga seperti itu," jelas Arie.

Saat ini sikap PD memang mulai berubah terhadap Nazaruddin. Dalam pertemuan di Cikeas semalam, bahkan SBY memerintahkan DPP PD membentuk tim untuk membela kadernya tersebut. "Apapun yang terjadi, Nazar tetap kader kami, kami akan memberikan bantuan hukum. Tadi Pak SBY mengatakan akan ada tim khusus yang akan membahas masalah bantuan hukum ini," kata politisi PD Ruhut Sitompul usai pertemuan di Cikeas.

Kata Ruhut, tim bantuan hukum ini nantinya dipimpin Denny Kailimang, Ketua Divisi Hukum di PD.

Sikap SBY yang membentuk tim bantuan hukum untuk Nazaruddin tersebut tentu disesalkan beberapa kalangan. Pasalnya, SBY saat rapat kerja FPD DPR di Hotel Crowne Plaza, Jakarta, 27 November 2010, menyatakan PD tidak akan memberi pembelaan terhadap kader yang melanggar hukum, seperti korupsi.

"Saya akan bela manakala ada kader yang disalah-salahkan, saya akan bela. Dikriminalkan, saya akan bela. Tapi kalau korupsi, silahkan bela sendiri," begitu kata SBY saat itu.

Tapi pernyataan itu beda dengan sikap SBY semalam. "Dengan memberikan bantuan hukum Nazar sama saja SBY inkonsisten. Kita tahu Ketua MK sudah membeberkan adanya pemberian uang kepada Sekjen MK Janedjri. Walau pun itu belum dianggap suap, namun itu bisa diindikasi ada upaya suap," ujar aktivis ICW Emerson Yuntho.



Mengapa Nazar Batal Melawan?(1) 
Kompromi Saling Melindungi Nazaruddin  
Iin Yumiyanti - detikNews
 Kompromi Saling Melindungi Nazaruddin
Jakarta - Balas dendam Muhammad Nazaruddin setelah dipecat dari kursi Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) bak kerupuk tersiram air. Keras di awal, melempem di akhiran. Bisa ditebak bila ada kompromi.

Nazar awalnya menunjukkan sikap tidak mau legowo atas pemecatan dirinya. Ia merasa telah berjasa banyak untuk partai, tapi diperlakukan tidak adil. Tentu saja ia sakit hati dan tidak mau sengsara sendirian. Ia yakin ada rekayasa.

Maka tidak perlu menunggu lama-lama, begitu pemecatan dirinya diumumkan, Nazar langsung berkoar akan balas dendam. Ia akan membongkar borok semua elit PD. Politisi muda itu yakin kalau ia jahat, dai bukan satu-satunya penjahat. Kalau ia korup, ada elit PD yang juga korup. Ia sangat yakin banyak elit PD lainnya yang tidak beretika.

Nazar langsung menembakkan kemarahan kepada Sekretaris Dewan Kehormatan (DK) PD Amir Syamsuddin dan Ketua DPP PD Andi Mallarangeng yang juga menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga. Amir dan Andi dituding merupakan pihak yang merekayasa pemecatan dirinya.

Amir juga dituding sebagai koruptor dan akan dilaporkan ke KPK. Pada Andi, Nazar menuding ia dan adiknya, Zulkarnaen (Choel) Mallarangeng, merupakan orang yang harus dimintai pertanggungjawaban bilka ada kasus suap terkait proyek-proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga termasuk proyek Wisma Atlet untuk SEA Games di Palembang."Semua proyek di Kemenpora itu yang setting Choel Mallarangeng atas sepengetahuan Menpora Andi Mallarangeng," ujar politisi berusia 33 tahun itu.

Selain menyerang elit PD, Nazar juga akan balas dendam terhadap Sekjen Mahkamah Konstitusi (MK) Janedjri M Gaffar. Janedjri inilah yang mengungkap Nazar pernah mencoba memberikan uang sebanyak 120 dolar Singapura. Kasus pemberian uang ini dinilai Presiden SBY bukan merupakan hal yang remeh dan akhirnya berujung pada pemecatan Nazar.

Janedjri dituding menjadi broker semua proyek pembangunan MK. "Pengadaan barang dan jasa di MK, pembangunan gedung MK juga Diklat MK itu semua Sekjen MK yang mengatur dan melakukannya. Saya akan buka bagaimana setiap pengadaan barang dan jasa di mana Pak Sekjen MK yang mengatur pemenangnya," kata Nazar.

Awalnya Nazar juga mengancam Ketua MK Mahfud MD dan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum. Tapi hingga kini Nazar belum mengungkap aib mereka. Terhadap Anas, Nazar tampaknya sudah memaafkan.

Semua pihak yang diserang Nazar langsung membantah. Amir dan Andi membantah melakukan rekayasa pemecatan Nazar. Amir juga menantang balik Nazar untuk membuktikan dirinya koruptor. Andi dan Choel pun bersikap serupa. Siap diperiksa KPK untuk membuktikan tudingan Nazar asal-asalan."Silakan KPK usut saja tuduhan itu," ujar Andi.

Para elit PD lainnya juga tidak percaya Nazar bakalan serius membalas dendam. Mereka tertawa saja menanggapi rencana buka-bukaan borok PD. "Saya tidak percaya. Buktinya saja dia bilang mau obrak-abrik MK, nyatanya tidak ada," kata anggota Dewan Pembina PD Achmad Mubarok.

Nah setelah ramai-ramai dibantah, dan seperti tidak punya kawan lagi, Ruhut Sitompul yang awalnya vokal membela pun balik mendukung pemecatan, Nazar pun lantas seperti ragu-ragu untuk membalas dendam. Jangankan mendatangi KPK, ia malah dua kali membatalkan konferensi pers untuk buka-bukaan soal borok elit PD dan sekjen MK. Terakhir ia justru meminta belas kasihan Presiden SBY yang juga Ketua Dewan Pembina PD.

Ketika Nazar mulai melempem, politisi PD berbalik menujukkan gerakan membela kader yang baru dipecat itu. Sang bendahara yang disebut memberi uang pada Sekjen MK dan disebut-sebut terlibat suap terhadap Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam dalam proyek Wisma Atlet itu dipertahankan dari posisinya di DPR. Bahkan ia pun dilindungi dari sentuhan Badan Kehormatan (BK) DPR yang ingin memeriksanya. Pengacara yang akan membelanya dari jeratan KPK pun sudah disiapkan.

Tidak aneh bila Nazar pun lantas diam. Nyanyiannya tidak terdengar. Gertakan untuk balas dendam itu rupanya sudah berhasil membuahkan kompromi. Sikap diam Nazar dibarter dengan pengamanan posisinya di DPR. PD pun diuntungkan, kasus Nazar bisa dilokalisir agar tidak meluas. Kader PD lainnya yang katanya juga melanggar etika pun bisa aman dari sorotan publik. Jadi masing-masing pihak saling untung, dan sama-sama saling melindungi.

Begitulah politik kita. Praktek kompromi untuk saling melindungi itu sudah membudaya, tidak hanya dilakukan PD tapi juga sudah dilakukan parpol lainnya.




Kamis, 26/05/2011 14:30 WIB
Jika Nazaruddin Bernyanyi Merdu, Bisa Perang Bharatayudha  
Egir Rivki - detikNews
Jika Nazaruddin Bernyanyi Merdu, Bisa Perang Bharatayudha



Jakarta - Perseteruan Nazaruddin dengan sesama kader Demokrat diprediksi bakal ramai apabila eks Bendahara Umum Partai Demokrat itu buka kartu keterlibatan kader lainnya. Tapi, nyanyian Nazarudin dinilai sumbang dan pelurunya hampa.

"Perang bharatayudha itu terjadi jika Nazarudin bernyanyi merdu. Tetapi nyatanya dia hanya bernyanyi sumbang. Pelurunya hampa. Ia hanya mengeluarkan statemen tuduhan tanpa adanya bukti," kata
pengamat politik, Burhanudin Muhtadi, di acara diskusi bertajuk "Refleksi 13 Tahun Pasca Reformasi" di Galeri Cafe, Kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (26/5/2011).

Menurut dia, pertemuan semalam di Cikeas merupakan bagian dari rekonsolidasi kekuatan internal partai untuk menyatukan visi persepsi agar kasus ini tidak melebar kemana-mana. Masalah ini hanya dilokalisir ke beberapa orang, termasuk Nazaruddin.

"Saya duga sudah terjadi elite settlement (penyelesaian di tingkat elit) dan terjadi kompromi untuk untuk tidak melanjutkan huru-hara di Demokrat," ujarnya.

Dikatakan dia, hal itu terjadi menyusul langkah Nazaruddin yang melontarkan tudingan kepada Mallarangeng bersaudara, lalu tudingan ke Amir Syamsuddin, dan mark up pembangunan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK).

"Tetapi dia tidak melengkapi dengan bukti dan data yang valid, jadi harapan publik untuk melihat bom politik yang dilempar Nazaruddin ternyata tidak disambut. Yang muncul hanya petasan saja," kata Burhanudin.



Kamis, 26/05/2011 11:12 WIB
Bahas Nazaruddin Semalam, SBY Marah Besar  
Adi Nugroho



Jakarta - Semalam, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono memanggil jajaran Partai Demokrat di kediamannya. Dia tak hanya memberikan arahan, tetapi juga marah besar atas mencuatnya kasus Nazarudin.

"SBY juga marah-marah. Kadernya dinilai pertama, kurang menjaga etika dan aturan organisasi. Kedua, berkaitan dengan kasus Nazar, para kader malah politisasi yang merugikan citra," ujar Ketua DPP Partai Demokrat Kastorius Sinaga saat dihubungi wartawan, Kamis (25/5/2001).

Kastorius menyatakan pertemuan semalam dimaksudkan untuk konsolidasi partai berlambang bintang Mercy itu. Sebagian pembicaraan, lanjut Kastorius, adalah mengenai kasus Nazarudin.

"SBY menyebut peristiwa Nazarudin sebagai musibah politik Demokrat," imbuhnya.

SBY pun, lanjut Kastorius, meminta kader Demokrat tetap solid. Sebelumnya Nazar mengancam akan membeberkan lima kader Demokrat yang turut terlibat dalam kasus wisma atlit Sea Games.

"SBY mengatakan Nazar menyebut lima nama. Biarlah itu menjadi proses hukum. Presiden tidak mengatakan nama kelima itu," katanya.



Nazarudin serang elit Demokrat

Nazaruddin Serang Balik Petinggi PD

JAKARTA–Muhammad Nazaruddin tidak bisa menerima pemecatannya sebagai Bendahara Umum DPP Partai Demokrat. Dia merasa keputusan Dewan Kehormatan (DK) tidak berdasar.

Mantan anggota Komisi II DPR ini bahkan melakukan serangan balik terhadap sejumlah elit partai yang dianggapnya berperan mendepaknya. Nazaruddin menandaskan, sebelum memberikan keputusan terhadap pemberhentian dirinya, Dewan Kehormatan seharusnya membawa hasil rapat ke Rapat Pleno DPP Partai Demokrat (PD).

Baru kemudian dirapatkan di pengurus harian terbatas. ‘’Setelah itu baru diputuskan atas keputusan DK. Jika langsung memutuskan, apa dasarnya mengusulkan seperti itu,”ujar Nazaruddin kepada wartawan di Jakarta kemarin.

Menurut dia, apa yang disampaikan bukan persoalan menerima atau tidak menerima keputusan Dewan Kehormatan, melainkan pada bagaimana mekanisme DPP Partai Demokrat dijalankan dan semua keputusan pemberhentian dilakukan berdasarkan fakta. Dia pun menganggap keputusan yang dibuat Dewan Kehormatan sebagai rekayasa.

Pengamat politik Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menilai, Nazaruddin berpotensi menerapkan politik bumi hangus.Pilihan ini akan diambil apabila dia tidak ingin dikorbankan sendirian. Tentu dengan catatan Nazaruddin memiliki bukti-bukti riil untuk menarik aktor-aktor lain di internal Partai Demokrat dalam perkara-perkara pelanggaran kode etik dan hukum.

”Jadi kalau Partai Demokrat bisa melokalisasi, kasusnya hanya pada Nazaruddin, tentu dampaknya tidak akan seluas itu. Lain kalau Nazaruddin memakai politik bumi hangus bahwa dia tidak ingin mati dan dikorbankan sendirian dan indikasi itu ada,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Burhanuddin melihat, Nazaruddin masih mengangsur dan belum menyeluruh membuka data dan bukti yang dia bawa untuk membuktikan tudingannya ke sejumlah elit Partai Demokrat sehingga belum bisa diketahui apakah tuduhannya itu valid atau tidak.

”Jamjam ini, detik-detik ini, yang menentukan bagi elit Partai Demokrat untuk berkompromi dengan Nazaruddin, apakah kasus ini perlu dilebarkan semacam politik bumi hangus yang merugikan partai secara keseluruhan atau dilokalisasi pada aktor tertentu,”tandasnya.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti meyakini Nazaruddin memegang kartu truf dari sejumlah tokoh Partai Demokrat. Ia memperkirakan, Nazaruddin akan membuka keburukan-keburukan para tokoh partainya karena dia merasa telah dikhianati partai.

”Itu biasa kayak jurus China mabuk. Dia kalap juga, kenapa kok dia satu-satunya yang dijadikan ‘tersangka’ oleh partainya? Kenapa kok saya (saja) yang kena?”ujarnya. Ikrar melihat terlalu banyak kepentingan politik di internal Partai Demokrat, sehingga muncul saling serang sesama kader partai gara-gara kasus ini.

Menurut dia, jika di internal partai ada koordinasi yang baik, masalah ini tidak akan seperti ini. Lebih jauh dia memprediksi, konflik itu tidak mampu diredam Ketua Dewan Pembina Partai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum DPP Anas Urbaningrum.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie menjamin partainya tetap solid meski diterpa perselisihan internal soal dugaan keterlibatan kader-kadernya pada dugaan suap Sesmenpora. Mantan Sekjen DPP Partai Demokrat ini mengakui akan melakukan komunikasi internal untuk menjembatani silang sekarut di tubuh partai.

”Tidak, tidak ada perpecahan. Ini adalah masalah internal Demokrat, domainnya DPP dan Dewan Pembina,kami akan mencoba untuk berkoordinasi bagaimana sebaiknya,” ujarnya seusai berdiskusi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,Wapres Boediono, dan pimpinan lembaga negara di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) kemarin.

Menurutnya, proyek besar yang sedang dilakukan Partai Demokrat saat ini adalah membersihkan diri dari tuduhantuduhan pelanggaran hukum, terutama tindak pidana korupsi. Karena itu, dia mempersilakan jika ada fakta-fakta hukum soal keterlibatan kader Partai Demokrat dalam dugaan korupsi proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games atau kasus lain untuk diungkap,termasuk jika hal itu dilakukan Nazaruddin.

Lantas serangan balik apa saja yang diluncurkan Nazaruddin? Secara tegas anggota DPR yang berangkat dari Dapil II Jember-Lumajang itu menuding Sekretaris DK PD Amir Syamsuddin sebagai pihak yang melakukan rekayasa luar biasa.Menurut dia,Amir yang melakukan pelanggaran etika dengan memutuskan sesuatu tanpa ada fakta hukum.

Nazaruddin lantas mengungkap rekam jejak koleganya tersebut. ”Beliau (Amir) pengacaranya koruptor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Ada hakim agung dilobi Pak Amir atas nama Demokrat untuk kepentingan kliennya,”bebernya. Nazaruddin secara tidak langsung juga menyinggung peran Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.

Menurutnya, isu pencopotan dirinya dari jabatan Bendahara Umum PD jelas mengaburkan kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games XXVI yang ada di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dia menyatakan,nilai pengadaan di atas Rp50 miliar itu harus berdasarkan persetujuan menteri sehingga tidak mungkin Andi Mallarangeng tidak mengetahui kasus suap tersebut.

Pembangunan Wisma Atlet SEA Games ini menelan dana Rp199,635 miliar. ”Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No 80/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah nilai pembangunan di atas Rp50 miliar harus diketahui menteri. Sekarang dibuat isu-isu yang lain.

Makanya, Pak Andi saya rasa ikut terlibat,”kata dia. Sekretaris Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Amir Syamsuddin saat dikonfirmasi membantah melakukan pelanggaran etika partai terkait profesinya sebagai advokat. Amir balik menantang agar Nazaruddin membuktikan tuduhan-tuduhannya.

Tuduhan Nazaruddin akan merugikan dirinya bila anggota Komisi VII DPR itu tidak bisa memberi bukti penguat. ”Kalau tak bisa dibuktikan, sama saja pencemaran nama baik,”ucapnya. Andi Mallarangeng juga menyangkal tudingan yang dialamatkan Nazaruddin kepada dirinya.

Dia juga membantah tudingan keterlibatan Choel Mallarangeng pada kasus yang bergulir di Kemenpora. Andi justru mempertanyakan mengapa dirinya dijadikan sasaran Nazaruddin. Keputusan pemberhentian berasal dari Dewan Kehormatan, sedangkan dirinya bukan anggota lembaga tersebut.

Sekretaris Dewan Pembina DPP Partai Demokrat itu pun mengingatkan, sebagai kader Partai Demokrat, Nazaruddin seharusnya menghargai mekanisme partai, apa pun keputusan DK. ”Yang jelas tuduhan seperti itu mengadaada. Sekarang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang berjalan menjalankan tugasnya.

Biarlah semuanya diusut KPK. Itu saja. Seluruh jajaran Kemenpora siap terbuka kerja sama penuh membantu KPK mengusut tuntas kasus ini,”tandasnya. Sementara itu, anggota DK PD EE Mangindaan menegaskan bahwa mekanisme yang ditempuh Dewan Kehormatan untuk mengambil keputusan terhadap Nazaruddin sudah sesuai prosedur.

Hanya saja, kemungkinan belum disampaikan DPP Partai Demokrat kepadanya. ”Sudahlah. Kan sudah diputuskan kemarin.Secara teknis eksekusinya memang lewat DPP. Surat keputusan (SK)-nya sendiri sudah ada di DPP, dan sudah diteken kok sama Ketua Dewan Kehormatan (Susilo Bambang Yudhoyono).

Tapi, mungkin belum disampaikan DPP ke dia (Nazaruddin),” papar dia kepada wartawan di Gedung DPR tadi malam. Menurut dia, keputusan Dewan Kehormatan mencopot Nazaruddin bukan berarti partai membenci dan membuangnya. Keputusan ini semata agar Nazaruddin bisa berkonsentrasi jika dirinya dituntut secara hukum.

”Kalau dia sekarang berbicara masalah hukum, itu hak dia. Kita juga tidak menyalahkan dia secara hukum ya. Kita membebaskan dia dari jabatan. Cuma itu saja kok,”imbuhnya. Anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Internal Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan,jika memang ada fakta bukti hukum soal tudingan- tudingan Nazaruddin, lebih baik segera dibuktikan.

Namun, dia memahami kekesalan Nazaruddin terhadap beberapa nama di partainya. Dia pun memperingatkan orang-orang yang disebutkan Nazaruddin agar bersiap-siap jika memang semua yang ditudingkannya memang benar melanggar hukum. radi saputro/mn latief/fefy dwi haryanto/hendry sihaloho/robi khadafi

Asal : http://www.seputar-indonesia.com/edi...iew/401273/38/
http://forum.detik.com/gawat-nazarudin-serang-elit-demokrat-t264271.html


Dua Opsi Nazaruddin



JAKARTA-- Anggota Dewan Pem bina Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengatakan, sampai saat ini, belum ada keputusan lebih lanjut dalam menyikapi kader Demokrat yang diduga terlibat dalam skandal suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games. Sampai sekarang masih sama,¡± kata Mubarok menanggapi kemungkinan sanksi bagi Benda hara Umum Demokrat Muham mad Nazaruddin yang di duga terlibat kasus itu, Selasa (17/5).

Namun, Mubarok juga mengakui bahwa Demokrat mempunyai dua opsi untuk Naza rud din yaitu mengundurkan di ri atau dipecat. Dia tak membantah bahwa Susilo Bambang Yudhoyono selaku ketua De wan Pembina Partai Demokrat telah merestui kedua opsi itu.

Prosedurnya memang demi kian dalam kasus apa pun. Dua opsi tersebut akan menjadi pi lih an yang akan diberikan oleh partai. Tapi, kalau indikasi ke terlibatannya kuat, maka akan dipecat atau yang bersangkut an mengundurkan diri, ujar nya.

Nazaruddin diduga terlibat kasus suap Wis ma Atlet se telah Mindo Rosalina Manu lang tertangkap basah KPK di ruang kerja Sekretaris Menpora Wafid Muharam bersama uang Rp 3,2 miliar yang diduga untuk menyuap, 21 April lalu. Ke pada KPK, Rosa mengaku se bagai anak buah Nazaruddin di PT Anak Negeri.

Komisi Pem be rantasan Korupsi (KPK) segera memanggil politikus Partai Demo krat yang diduga terlibat dalam ka sus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games XXVI 2011. Jika alat buktinya sudah cukup kita akan panggil mereka sebagai orang per orang bukan sebagai kader partai politik, kata Ketua KPK Busyro Mu qod das di Yogyakar ta, Senin (16/5).

Sekretaris Dewan Ke hor matan Partai Demokrat Amir Syam sudin menegaskan, status Na zaruddin belum berubah dari posisi saat ini sebagai bendahara umum. Partai Demo krat, kata Amir, sedang menyiapkan instrumen agar Nazarud din bisa membela diri dengan cara yang layak.

Kita harap tidak terlalu la ma. Kuasa hukum Wafid Muharam, Erman Umar, mengatakan, secara de tail kliennya itu memang tidak me nyebutkan adanya peran Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dalam dana Rp 3,2 miliar yang disebutnya dana pinjaman proyek dari PT Duta Graha Indah (PT DGI) itu. Namun, dalam setiap ra pat pembahasan masalah pembangunan wisma itu yang dihadiri oleh Andi, Wafid berulang kali menyebutkan bahwa pemerintah memer lukan dana pinjaman untuk pem bangunan wisma itu.

Ya, pastinya Andi Mallarangeng tahu soal dana pinjaman itu secara umum, kata Erman saat dihu bungi Republika, kemarin. Namun, Erman mengatakan, kliennya itu memang tidak menyebutkan dana pinjaman Rp 3,2 miliar dari DGI itu sepengeta huan dan seizin Andi. Karena, dana pinjaman memang sudah biasa dilakukan dalam setiap proyek.

Tapi, saya tegaskan sekali lagi, An di secara umum tahu dana pinjam an itu,ujarnya. Namun, yang terjadi saat ini ada lah seolah-olah Andi tidak mengeta hui adanya dana pinjaman itu. Ia mendesak KPK untuk segera me mang gil dan memeriksa Andi Malla rangeng. Andi itu bisa jadi saksi me ringankan bagi klien saya,ujar nya. 

Sumber : 
http://forum.detik.com/internal-demokrat-saling-caci-t262594.html


Jejak Dosa Nazaruddin (4)
Kisah Nazaruddin, Dari Pengontrak Jadi Pemilik Rumah Mewah & Apartemen  
Deden Gunawan,M. Rizal - detikNews



Kisah Nazaruddin, Dari Pengontrak Jadi Pemilik Rumah Mewah & Apartemen


Jakarta - Enam tahun lalu, kondisi Nazaruddin sungguh berbeda dibandingkan sekarang. Ia mulai bisnisnya di Jakarta tahun 2005. Saat itu, pria yang kini jadi Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) itu awalnya menyewa tempat tinggal dan kantor di Apartemen Rasuna Lot 9. Kantor perusahaanya pun berada di lantai dasar apartemen. 

Tapi sekarang, Nazaruddin mampu membeli rumah di kawasan elit Pejaten,Jakarta Selatan. Rumah yang terletak di Jalan Pejaten Raya nomor 7 itu dibeli dari keluarga Taher dengan harga Rp 3 miliar. Rumah inilah yang menjadi tempat Sekjen MK Janedjri M Gaffar mengembalikan uang 120 dolar Singapura pemberian Nazar.

"Ia juga katanya memiliki sejumlah apertemen, salah satunya Apartemen Da Vinci, yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman," kata Daniel Sinambela, mitra bisnis yang kini berperkara di polisi dengan Nazar.

Kantor Nazar pun sekarang tidak lagi berada di basement Apartemen Rasuna ataupun rumah kos-kosan di daerah Riau. Kini ia punya gedung sendiri berlantai 6 yang diberi nama Tower Permai. Di gedung inilah perusahaan milik Nazar, seperti PT Anak Negeri, PT Anugrah, perusahaan money changer dan travel berada.

"Kalau dulu nama-nama perusahaan itu tertempel di kaca-kaca gedung. Tulisannya besar-besar dan berwarna merah. Saya dulu berpikir yang punya gedung itu norak atau kampungan. Kok nama perusahaan ditempel-tempel kayak gitu," kata Untung, pemilik rumah yang ada di seberang gedung Tower Permai saat ditemui deticom.

Hanya saja, sekarang setelah terbongkarnya kasus suap Wisma Atlet yang menyeret nama Nazar, tulisan-tulisan itu tidak ada lagi. Aktivitas di gedung itupun sudah tidak ada lagi. Bahkan nama gedung itu pun berubah menjadi Menara Jaya.

Di website DPR, tertulis Nazar lahir di Bangun, 26 Agustus 1978 alias umurnya baru 33 tahun. Melihat usianya yang masih muda, tentu Nazar termasuk orang yang sukses secara materi. Seberapa banyak kekayaan yang dimiliki Nazar yang adalah juga anggota DPR itu? 

Ternyata Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) milik Nazaruddin sampai kini belum bisa diakses website KPK. Menurut juru bicara KPK Johan Budi, belum bisa diaksesnya LHKPN Nazar karena masih dalam proses penyusunan untuk menjadi tambahan berita negara (TBN). "Dia sudah melaporkan, hanya belum masuk dalam tambahan berita negara," jelas Johan.

Johan menjelaskan, Nazar melapor 21 Juli 2010. Untuk bisa diakses oleh masyarakat, LHKPN Nazar harus dimasukkan menjadi TBN dahulu. Alhasil, sampai sekarang publik pun belum bisa mengetahui seberapa besar kekayaan Nazar, baik berupa rumah, kendaraan dan sebagainya.

Hanya saja dari data profile Nazar yang diperoleh dari sejumlah sumber, termasuk data di DPR, Nazar menjadi Komisaris untuk 4 perusahaan, yaitu PT Anugrah Nusantara, PT Anak Negeri, PT Panahatan da PT Berkah Alam Berlimpah. Salah satu perusahaan Nazar, PT Anak Negeri tersandung kasus korupsi proyek pembangunan Wisma Atlet senilai Rp 191 miliar itu.

Sesuai data di DPR, Nazar tercatat memiliki rumah di Apartemen Taman Rasuna Said, Tower 9 di lantai 8. Apartemen yang dia tinggali ini masuk dalam lingkungan RT 009 RW 010, Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan. 

"Memang di sini beliau tinggal, tapi belakangan saya kurang begitu melihatnya," kata seorang petugas keamanan di apartemen itu.

Beredar kabar Nazar saat ini sudah tidak lagi mendiami apartemen itu. Namun sumber yang dekat dengan Nazar membantah kabar itu. "Dia masih tinggal di apartemen itu kok. Cuma memang belakangan ini dia tidak mau banyak komentar atau ditemui wartawan, dia ketakutan ditanya kasus yang menimpanya," ujar sumber itu.

detikcom pun melacak rumah Nazar di Jalan Pejaten Barat Raya No 7, RT 014 RW 003, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Rumahnya itu yang disebut Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sebagai tempat pengembalian uang suap yang diterima Sekjen MK Janedjri M Gaffar.

Rumah ini memiliki pelataran luas, bangunan besar dan berlantai dua bergaya Eropa, serta berwarna putih ini. Anehnya nomor rumahnya telah dihilangkan.

Praktis bila orang mencari angka nomor 7 akan tambah kesulitan, di mana di kawasan perumahan ini sistem penomoran rumah pun terlihat acak. Walau dicat, tapi bayang-bayang angka tujuh ini masih terlihat dari dekat. Saat itu di pos pejaga keamanan rumah yang berada salah satu pintu gerbang terlihat tiga orang petugas berjaga-jaga. 

"Maaf, ini memang betul rumah nomor 7, tapi ini rumah Pak Candra. Mas salah alamat," kata salah seorang satpam rumah itu.

Beberapa warga, termasuk sejumlah pedagang makanan dan rokok yang tak jauh di rumah itu memang mengaku kenal satu persatu pemilik rumah. "Tapi saya nggak tahu mana yang nomor 7 itu, dan saya nggak kenal Pak Nazaruddin," ujar penjual rokok yang saat itu juga menyebutkan nama pemilik rumah dengan nomor yang ada di situ satu per satu.

Sumber detik membeberkan Nazar memang belakangan ini ‘sembunyi’ dari kejaran wartawan karena takut sekali ditanya-tanya. Sumber ini pun mengaku Nazar sempat bersumpah tidak melakukan tindakan melawan hukum seperti yang beredar sekarang.

"Bayangkan dia sampai bersumpah-sumpah ke saya bahwa dia tidak melakukan korupsi atau suap. Kasus ini aneh semua," kata sumber itu.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/05/23/174346/1645213/159/kisah-nazaruddin-dari-pengontrak-jadi-pemilik-rumah-mewah-apartemen?nd991107159


Senin, 23/05/2011 16:17 WIB
Jejak Dosa Nazaruddin (3)
Gaya Bisnis Nazaruddin, Cari-cari Kesalahan Lalu Jadi Pahlawan  
Deden Gunawan - detikNews

 Gaya Bisnis Nazaruddin, Cari-cari Kesalahan Lalu Jadi Pahlawan
Nazaruddin (Elvan D/detikcom)



Jakarta - Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) M Nazaruddin seolah memiliki uang yang begitu melimpah ruah. Contoh kecilnya saja, ia disebut Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD memberi uang 120 ribu dollar Singapura kepada Sekjen MK Janedjri M Gaffar. Sementara untuk membungkam kasusnya ia dikabarkan mengeluarkan uang hingga US$ 5 juta.

Dari mana ia bisa memperoleh uang sebanyak itu? Nazar memang memiliki sejumlah perusahaan yang menghasilkan banyak uang. Daniel Sinambela dan mantan partner Nazar membeberkan gaya bisnis Bendum PD itu sehingga bisa menetaskan uang hingga triliunan.

Daniel yang adalah suami penyanyi Joy Tobing, kini meringkuk di ruangan berukuran 3x2 meter di LP Cipinang. Di ruangan itu, sejak 18 Mei lalu, Daniel menunggu hari-hari menjelang persidangan kasusnya. Daniel ditahan setelah dilaporkan Nazar.

Daniel sempat menjadi mitra bisnis Nazar. Tapi belakangan ia dituduh Nazar telah melakukan penipuan dalam pengadaan batubara ke PLN Januari 2011.

Pengacara Daniel adalah Kamaruddin Simanjuntak, mantan pengcara Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, tersangka kasus suap terkait pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games XXVI di Palembang. Rosa inilah yang awalnya membeberkan keterkaitan Nazar dalam kasus suap terhadap Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam terkait proyek Wisma Atlet. Belakangan Rosa membantah pengakuannya dan memecat Kamarudin dari kuasa hukumnya.

"Saya baru 3 hari di sini (Rutan Cipinang). Saya baru dipindah dari tahanan Polda Metro Rabu kemarin (18/05/2011). Jadi masih jet lag. Selama 3 hari nggak bisa tidur," kata Daniel saat ditemui detikcom.

Daniel mengaku dirinya baru beberapa bulan mengenal Nazar. Sekalipun keduanya sama-sama kader partai binaan Presiden SBY. Daniel sebenarnya merupakan senior Nazar dalam PD. "Saya masuk PD sejak 2004. Dan Nazaruddin baru 2007 gabung di partai. Tapi saya baru mengenalnya Agustus tahun lalu," terang Daniel.

Kisah pertemuan Daniel dan Nazar terjadi pada Agustus 2010. Dalam sebuah acara PD di Jakarta. Dalam acara itu, Sutan Bathoegana, Ketua Bidang Energi DPP PD memperkenalkan Daniel pada Nazar.

Menurut Daniel, kiprah bisnis yang dilakukan Nazar sebenarnya tidak jelas. Sebab yang dia tahu dari teman-temannya di partai, Nazar hanya makelar dalam setiap proyek-proyek pemerintah.

"Kalau ke orang-orang sih dia bilang orang tuanya adalah pengusaha kelapa sawit kesohor di Riau. Tapi yang saya tahu orang tuanya hanya kontraktor biasa saja. Bukan main di kelapa sawit," beber Daniel.

Keterangan Daniel tersebut diamini oleh kolega Nazar yang enggan disebutkan namanya. Menurut sumber tersebut, kiprah bisnis Nazar dimulai sejak 2003. Dengan menggunakan uang milik keluarga besarnya di Medan, Nazar kemudian membuat 4 perusahaan, diantaranya PT Anak Negeri dan PT Anugrah. Perusahaan-perusahaan yang dibuat Nazar itu bergerak di bidang broker.

Meski perusahaan yang dibentuknya tidak jelas apa kegiataanya, tapi proyek yang dipegang Nazar bisa dibilang tidak ada habisnya. Umumnya proyek itu dari pemerintah.

Bagaimana bisa? Sumber detikcom itu kemudian menjelaskan modus Nazar supaya mendapatkan proyek-proyek pemerintah. Salah satu caranya dengan mencari kesalahan panitia pengadaan barang dan jasa di suatu departemen atau instansi. Setelah dibeberkan ke publik, Nazar kemudian seolah-olah tampil menjadi pahlawan dan membantu memberikan bantahan.

Setelah itu, Nazar pun kebagian proyek dari instansi tersebut. "Pola-pola itulah yang sering dilakukan Nazaruddin dalam mendapatkan proyek-proyek pemerintah," jelas sumber itu.

Sumber itu kemudian menambahkan, dalam tahun ini saja proyek-proyek milik pemerintah yang diorganisir Nazar mencapai Rp 48 triliun di tahun 2011. Nilai proyek yang paling besar didapat dari pengadaan alkes yang nilainya mencapai Rp 28 triliun.

Masih kata sumber tersebut, proyek yang ditanganinya semakin banyak dan nilainya semakin besar yang dijalankan Nazar seiiring dengan posisinya di PD yang makin moncer.

"Sejak dia masuk PD dan menjadi orang penting di sana, proyeknya jadi semakin banyak. Dia bilang ke saya nilainya mencapai Rp 48 triliun. Kalau dia dapat fee 10 persen saja bisa dibayangkan berapa yang akan dia dapat," ujar si sumber.

Sumber itu kemudian menyarankan detikcom untuk menanyakan kepada Tridianto, bekas staf Nazaruddin yang sekarang jadi Ketua DPC PD Cilacap, Jateng. Menurutnya, Tridianto tahu banyak soal kiprah bisnis Nazar.

Namun saat ditelepon, Tridianto menolak untuk memberikan keterangan lebih detail. Alasannya tidak enak dengan petinggi PD. Namun dirinya mengakui pernah menjadi staf Nazaruddin selama 1,5 tahun.

"Iya saya pernah menjadi stafnya Pak Nazar. Jadi saya tahu banyak tentang kegiatan Pak Nazar. Tapi saya saat ini tidak mau bicara dulu. Kecuali Ketua Umum PD memanggil saya untuk minta penjelasan," terang Tridianto.

Dijelaskan Tridianto, sebelumnya Ketua Komisi III DPR Benny K Harman juga pernah menelepon dirinya. Tapi tidak mau ditanggapi lantaran takut salah omong.
Nazar sendiri hingga kini belum bisa dikonfirmasi soal bisnisnya. Beberapa kali dihubungi, ia masih menolak bicara.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/05/23/161727/1645113/159/gaya-bisnis-nazaruddin-cari-cari-kesalahan-lalu-jadi-pahlawan?nd991103605


Senin, 23/05/2011 14:45 WIB
Jejak Dosa Nazaruddin (2)
Membela Diri, Nazaruddin Ancam Anas & Gelontorkan US$ 5 Juta?  
Deden Gunawan,Iin Yumiyanti - detikNews
 Membela Diri, Nazaruddin Ancam Anas & Gelontorkan US$ 5 Juta?


Jakarta - Dua lembar surat disodorkan kepada Nazaruddin. Satu surat berisi pernyataan pengunduran diri Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) itu. Satu lembar lagi berisi pemecatan terhadap Nazar. Surat itu dibuat oleh Dewan Kehormatan PD dan tinggal ditandatangani. 

Sekretaris DK PD Amir Syamsuddin menyodorkan surat itu kepada Nazar di ruangan Anas Urbaningrum, di kantor DPP PD, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Jumat, 13 Mei lalu. Anas saat itu juga ada di ruangannya. "Namun Nazar menolak opsi itu," jelas sumber detikcom yang mengaku melihat langsung surat tersebut. Tapi kabar soal opsi ini dibantah Nazar.

Posisi Nazar kini memang berada di ujung tanduk. Namanya dikaitkan dengan setumpuk 'dosa'. Mulai dari kasus suap terhadap Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam hingga terakhir terungkap memberi uang 120 ribu dollar Singapura kepada Sekjen MK Janedjri M Gaffar.

Presiden SBY yang juga Ketua Dewan Pembina PD menyatakan kasus pemberian uang itu bukan perkara yang remeh. Dewan Kehormatan akan menentukan nasib Nazar di DPP PD, Senin (23/5/2011) malam ini. "Malam ini, pukul 20.00 WIB, akan ada pengumuman sangat penting," kata Amir.

Nama Nazar kini mendadak terkenal. Padahal sebelum kasus Wisma Atlet terbongkar, ia nyaris bukan siapa-siapa. Ia tidak begitu dikenal publik karena belum pernah terdengar komentarnya terkait jabatannya sebagai politisi PD ataupun sebagai anggota DPR. 

Mencermati karier politik Nazar kita akan dibuat tercengang. Ia masih begitu muda, ia kelahiran 1978 alias baru 33 tahun. Tapi siapa sangka kariernya di PD begitu cepat meroket. Bagaimana Nazaruddin memulai jaring politiknya?

Sebelum masuk PD sebenarnya Nazar sempat berkiprah di PPP. Di partai berlambang Kabah itu Nazar sempat tercatat sebagai caleg nomor urut 2 Dapil Riau dari PPP saat Pemilu 2004. "Iya tahun 2004, dia menjadi caleg PPP untuk Dapil Riau. Tapi tidak terpilih," ujar Wakil Sekjen DPP PPP Muhamad Romahurmuzy. 

Gagal terpilih menjadi anggota DPR dari PPP, Nazar lantas melompat ke PD. Muncul dugaan, karena dekat dengan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum, Nazar masuk PD lewat Anas. Ia diduga merupakan jaringan Anas lewat HMI. Tapi ternyata Nazar bukan anggota HMI. "Dia tidak pernah jadi anggota HMI," kata Ketua Umum PB HMI M Chozin Amirullah.

Ternyata Nazar masuk PD lewat Wakil Ketua Umum PD Jhonny Allen Marbun. Menurut aktivis PD Sumatera Utara Daniel Sinambela, Nazar mulai masuk PD pada 2007. Saat itu Jhonny Allen menjadi anggota DPR dari PD. 

Saat ini nama Jhonny Allen sering dikaitkan dengan kasus dalam proyek dana stimulus untuk infrastruktur perhubungan di kawasan timur Indonesia. Namun hingga kini KPK belum menetapkan Jhonny sebagai tersangka. Kasus inilah yang memicu KPK dituding telah tebang pilih.

"Nazar itu orang kepercayaan Jhonny Allen. Saat itu banyak usaha yang dijalankan Jhonny dipercayakan ke Nazar. Bisa dibilang Nazar itu tangan kanannya Jhonny Allen," ungkap Daniel yang sempat bekerja sama dengan Nazar dalam proyek pengadaan batu bara untuk PT PLN. Tapi keduanya belakangan pecah kongsi sampai beperkara di polisi. Daniel kini mendekam di LP Cipinang gara-gara laporan Nazar.

Kedekatan dengan Jhonny membuat Nazar kemudian dikenal sejumlah petinggi PD, seperti Sutan Baathoegana, Ruhut Sitompul, serta Anas. Nazar pun lantas maju sebagai caleg dari Jawa Timur IV dan terpilih menjadi anggota DPR periode 2009-2014.

Menjadi anggota DPR membuat jaringan Nazar makin melebar. Apalagi dia dikenal sebagai orang yang royal. Bahkan saat menjadi salah satu tim sukses Anas Urbamingrum di Kongres ke II, Nazar merupakan salah satu pendukung yang mengeluarkan banyak uang. 

Peran Nazar yang cukup besar dalam mengawal Anas di kongres pun berbuah manis. Begitu Anas terpilih sebagai Ketua Umum PD, Nazar kemudian ditempatkan sebagai Bendahara Umum. Sementara Jhonni Allen duduk sebagai Wakil Ketua Umum.

"Sejak itulah hubungan Anas dan Nazar semakin dekat. Bahkan yang saya dengar Anas dan Nazar sempat bikin usaha bersama," ujar Daniel kepada detikcom.

Kini saat Nazar terlilit banyak kasus, sejumlah politisi PD di DPR pasang badan untuk melindunginya. Bahkan beberapa anggota DPR dari PD balik menyerang pihak-pihak yang mengkritik Nazar. 

Sementara Anas sebagai ketua umum PD pun tidak berkutik menghadapi Nazar karena tersandera utang politik. Nazar dengan berani bahkan balik mengancam Anas."Elo masih make gue apa nggak? Tapi kalau gue akhirnya keseret gue nggak bakal sendiri," ungkap sumber yang dekat dengan Nazar menirukan ancaman bendum PD itu.

Soal mengancam membongkar borok PD, Nazar telah membantahnya."Mana mungkin saya mengancam-ngancam, nggak ada seperti itu," tepis Nazaruddin.

Nazar sendiri tidak mau menyerah meski dililit banyak kasus. Ia dikabarkan mengeluarkan US$ 5 juta agar kasusnya tidak meledak. Menurut sumber yang dekat dengan Nazar itu, uang itu disebar untuk politisi, polisi dan media massa. Tapi kasus itu tidak bisa terbendung. "Nazar sekarang sedang kesal," kata si sumber. Soal uang US$ 5 juta, Nazar belum bisa dikonfirmasi. Nazar masih belum mau bicara.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/05/23/144534/1644880/159/membela-diri-nazaruddin-ancam-anas-gelontorkan-us--5-juta?nd992203605


Senin, 23/05/2011 12:47 WIB
Jejak Dosa Nazaruddin(1)
Nazaruddin Cermin Bobroknya Politik  
Didik Supriyanto - detikNews

 Nazaruddin Cermin Bobroknya Politik
Nazaruddin (Elvan D/detikcom)



Jakarta - Muda pesta pora, tua tidak sia-sia, mati masuk surga. Barangkali ungkapan itu cocok untuk menggambarkan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) Muhammad Nazaruddin.

Bagaimana tidak? Usianya baru 33 tahun, tetapi sudah memegang uang miliaran rupiah. Sebagai petinggi partai, tentu perannya sangat besar dalam menjayakan PD. Ke depan pengaruh politiknya sangat kuat. Kelak, tidak mungkin hidupnya sia-sia. Karena jasa-jasanya kepada partai, juga kepada bangsa dan negara, kalau mati pasti menuju jalan surga.

Demikian kira-kira gambaran Nazaruddin yang disampaikan oleh orang-orang di sekitarnya, yang kebanyakan juga berusia muda. Nazaruddin adalah sosok hebat, berpengaruh, dan tidak segan berbagi rezeki kepada kawan maupun lawannya. Sehingga siapapun yang dekat dengannya tidak membayangkan bahwa Nazaruddin akan menghadapi situasi sulit seperti saat ini.

Begitu namanya disebut-sebut tersangkut kasus suap pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games XXVI di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pembelaan datang bertubi-tubi. Tidak saja oleh para politisi di lingkungan DPR maupun PD, tetapi juga oleh wartawan yang dekat dengannya. Bahkan wartawan tersebut tidak malu-malu menebar ancaman kepada kawan-kawannya yang menulis berita tentang Nazaruddin.

Ketika Dewan Kehormatan PD yang dipimpin oleh SBY mengindikasikan adanya pelanggaran serius terhadap ketentuan partai, sejumlah politisi PD menganggap angin lalu. Hasil kerja tim investigasi yang dibentuk politisi PD pun menunjukkan hasil yang sebaliknya: tidak ada indikasi Nazaruddin terlibat kasus suap Wisma Atlet.

Ketika pekan lalu Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD melaporkan secara lisan–menyusul laporan tertulis yang disampaikan sebelumnya– tentang pemberian uang oleh Nazaruddin kepada Sekjen MK Janedjri M Gaffar, kepada SBY di Istana, lagi-lagi kolega Nazaruddin berkeras membelanya.

Mereka menuduh Mahfud mencari popularitas. "Mahfud ingin menjadi calon presiden," kata Juru Bicara PD Ruhut Sitompul. Mereka juga meminta kepada Dewan Kehormatan agar tidak mengeluarkan pernyataan yang memecah belah partai. Padahal SBY bilang, "Ini sebagai sesuatu yang tidak remeh".

Alih-alih bertindak cepat untuk merespons kesimpulan Dewan Kehormatan dan kegeraman SBY, Ketua Umum PD Anas Urbaningrum justru bersikap seolah-olah masalah yang membelit Nazaruddin bukan masalah besar yang harus segera diselesaikan. "Biar proses hukum yang menyelesaikannya," kata Anas.

Pembelaan tiada henti dari para politisi PD dan orang-orang dekatnya –di tengah kemarahan SBY dan para pendiri PD– menunjukkan bahwa Nazaruddin memang bukan politisi sembarangan, meskipun usianya baru 33 tahun, meskipun baru dalam Munas PD di Bandung tahun lalu, dia diangkat jadi bendahara partai.

Sebelum itu, nama Nazaruddin tidak dikenal. Pada saat Munas PD namanya sempat muncul gara-gara diduga kasus pelecehan seksual. Namun polisi segera memadamkan kasusnya. Penunjukannya sebagai bendahara partai pun menimbulkan tanda tanya di lingkungan PD.

Maklum, sebelum ditunjuk sebagai bendahara partai, Nazaruddin bukan siapa-siapa. Jamaknya para pengurus partai mempunyai latar belakang aktivitas politik atau keormasan pada zaman mahasiswa. Tetapi hal itu juga tidak tergambar jelas pada sosok Nazaruddin.

Hanya saja orang-orang PD membisikkan, dia adalah salah satu figur penting di balik kemenangan Anas dalam perebutan kursi ketua umum partai. Dia adalah penggalang dana yang hebat, sehingga membuat kampanye pemenangan Anas berjalan lancar. Sukses mengalahkan Andi Mallarengeng dan Marzuki Alie yang juga didukung dana kuat.

Apa yang terjadi pada Nazaruddin sesungguhnya mencerminkan dunia politik kita. Ingat, 65% anggota DPR hasil Pemilu 2009 adalah orang-orang baru, yang sebelumnya tidak pernah menjadi anggota DPR/DPRD. Mereka berusia muda, bependidikan S-2, dan berlatar pengusaha. Kecuali berprofesi artis, tidak banyak diketahui sepak terjangnya sebelum menjadi anggota Dewan.

Bermodal dana yang tidak sedikit, mereka bertarung memperebutkan kursi parlemen. Dana yang dimilikinya tidak hanya digunakan untuk meningkatkan citra diri, tetapi juga untuk membeli suara, baik beli langsung dari pemilik suara, maupun beli melalui petugas penghitung suara. Ini adalah praktek biasa yang sudah diketahui sesama politisi.

Jadi, bisa dimengerti apabila dunia politik di Senayan diwarnai oleh transaksi politik oleh para anggotanya. Partai tidak bisa mencegah: di satu pihak, mereka juga membutuhkan sokongan dana dari mereka; di lain pihak, mereka juga tidak bisa menutup mata bahwa para anggotanya juga harus mengembalikan utang yang telah dibayarkan untuk memenangkan pemilu.

Jika 65% anggota DPR terdiri atas orang-orang muda, yang sebagian besar tidak jelas latar belakangnya – bahkan mengaku pengusaha, tetapi tidak jelas bisnisnya– maka bisa dibayangkan, apa yang terjadi dengan aktivitas politik di sana. Nazaruddin hanya salah satu dari mereka yang kebetulan sedang bernasib sial. Yang lain sedang menunggu.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/05/23/124726/1644694/159/nazaruddin-cermin-bobroknya-politik?nd992203605